Posts

Showing posts from October, 2013

Musim Gugur Mampir di Kanigoro!

Image
hola! oke, oke. saya tahu ini over, tapi karena saya suka sekali dengan warna-warna tanah, terutama warna musim gugur, apa boleh buat :p saya ceritakan lagi di blog ini. hehe. jadi, ceritanya tanggal 26 oktober 2013 kemarin, saya dan dua orang teman, pergi main ke dusun Kanigoro, dusun tempat kami KKN. selain udah berulang kali ditanyain sama si ibu, sekalian main juga. nggak disangka, di jalan depan rumah pak dukuh, yang lebarnya cuma sekitar dua meter itu, ditutupi dengan daun-daun kering ala-ala musim gugur gitu. haha. kenorakan saya kambuh. jadilah main ala-ala peri hutan di jalan yang panjangnya hanya sekitar 10 meter. :)) berhubung di Indonesia gak kenal musim gugur, overly excited winny pun keluar. :3 siapa yang sanggup menolak guguran daun kuning, merah, oranye dan coklat sepanjang jalan? belum lagi jalannya berbatu. aduh. terimakasih Tuhan, sepotong musim gugur Kau lemparkan ke dusun kecil ini. :') here are some snapshots from my phone. ala-kadarnya. senang bisa

kutu buku

aku ini kutu buku. percaya? tapi, alih-alih mengebor-menggerogoti dan memakan kertas-kertas harum berwarna coklat itu, aku hanya senang sekali mencium aroma buku baru. wangi sekali. seharusnya mereka menciptakan parfum aroma buku baru. alih-alih kombinasi rumit berbagai bunga-rempah-dan-lain-lain itu. aku pasti dengan senang hati mengguyurnya ke lekuk badanku. menciuminya. apa kau juga suka aroma buku baru? kalau iya, kau juga boleh menciumku.  apa kau masih menganggapku kutu buku? 

takut

bagaimana menggambarkan rasa takut? aku pikir menuliskannya saja tidak cukup. aku-takut .  dalam konteks apapun. tolong jangan anggap ini hanya takut kehilangan kau, --meskipun ya, itu juga--. akhir-akhir ini aku juga takut lagi. aku takut tidak bisa lagi melakukan hal yang dulu sering sekali aku lakukan. hal yang -kata orang-orang aku cukup cakap-. aku takut kehilangan kemampuan. tolong jangan anggap ini hanya takut kehilangan kemampuan mencintai kau, --meskipun ya, itu juga mungkin--.  baiklah, ketakukan ini semakin menjadi-jadi.  setiap hari aku bangun. tentu saja dengan ketakutan yang terbawa sisa semalamnya. takut-takut itu sepertinya menjelma jadi satu garis baru di sepraiku. makanya, setiap pagi saat aku bangun, seprai makin kusut masai. tidak salah lagi. pasti mereka diam-diam berubah tiap malam. kemudian pindah pula dia ke sarung bantalku. ke selimut. ke bajuku. ke celanaku. ke baju dalamku. benar-benar penelusup mengerikan.  aku-takut.  aku takut saat aku merasa

SOS

saya mengalami kesulitan menulis.  persoalan ini sungguh serius. menakutkan. saya takut bisa-bisa nanti  saya mati. 

tidak lupa, cuma salah angka

aku benar-benar lupa. maksudku, kebiasaan pelupaku kali ini cukup menyebalkan. aku sampai salah tanggal. baru sadar keesokan harinya. itupun setelah diingatkan oleh yang bersangkutan dengan tidak sengaja. kalau tidak aku pede-pede saja dengan tanggal yang aku yakini semula. sampai melongo bego di sepanjang jalan menuju kosan -aku bahkan gak tahu apa nama jalan menuju kosanku ini, terlalu-. mungkin aku terlalu keras kepala. mungkin aku berusaha terlalu keras lupa, sampai-sampai hal-hal yang sebaiknya tetap diingat juga aku taruh di kotak pembuangan. hih. harga diri dan gengsi dipelihara. belum lagi sifat ceroboh dan pelupa. haduh. untung ini tidak menyangkut nyawa atau harta. kalau tidakkan berabe ya? maaf ya. bukan bermaksud tidak mengucapkan. aku, si ceroboh ini, dengan santainya terbalik-balik menyangka angka. oh iya, tahun inipun aku memberikan hadiah. aku ingat percakapan kita beberapa minggu lalu. katanya kau ingin sesuatu. aku ingat. long term memoryku memang bagus, short te

Ai, Masih Ingat Kita?

Ai, kamu masih ingat aku? Iya, berbilang tahun kita tidak bertemu. Aku pikir kau pasti sudah berubah. Apa kau masih menekuni hobi lamamu itu? Menekuni lembar-lembar daun tetumbuhan yang kau tanam. Mengajak mereka berbicara; karena kau tahu mereka 'hidup' dan berkomunikasi seperti manusia. Membasahi tanahnya, menghujani mereka dengan selang dari pucuk; katamu "Mereka juga butuh mandi Ya, kan gerah."  Kau selalu menganggap mereka manusia. Terlalu malah. Kau kadang lupa ada manusia asli di dekatmu. Memandangimu dengan sorot mata bertanya-tanya sekaligus kagum.  Ai, masih ingat cerita-cerita yang pernah saling kita tukarkan dulu? Selain seorang ahli tetumbuhan, kau juga pendongeng yang baik. Aku selalu suka mendengar kau bercerita. Setiap kau mulai membuka bibir dan kata-kata tumpah dari mulutmu; rasanya aku rela menjadi bisu dan menulikan diri dari suara lain. Kau bercerita seakan-akan dongeng itu sudah kau karang sejak bertahun-tahun lalu. Padahal aku cuma me