Posts

Showing posts from February, 2014

puisi-puisi kecil

Image
1. hatiku masih belum dikembalikan dengan apa aku mampu membayar perasaanmu? 2. bisa apa si penulis kalau tinta penanya bersumber dari  kata-katamu  3. kemeja-kemeja menjahit sendiri kancing-kancingnya rok-rok mengelim sendiri lipit-lipitnya kau, kau memulihkan sendiri cederamu 4. setiap tengah malam tukang kebun aneh yang tinggal di kepalaku mengguyur mataku sampai basah katanya, supaya taman yang kau tanami tetap cantik dan merekah  5. ini malam sudah habis dikecap-kecap kecup  bibir kita  6. ah, saya ingin mencegah kamu hidup lagi tapi dengan begitu saya mati 7. biar jadi macam embun dijerang sinar matahari  aku hilang  sebelum sempat kau  buang 8. kepada suar-suar  di ceruk tanjung pulau selup bermuatan peluk mengambang; terdampar; pulang 9. perempuan pilu mendekap mata-hari didudukkan di pangkuan tapi, senja keburu tergelincir di sela-sela pahanya  yang berlap

Si Ndusel

Image
Saya bukan fangirl kucing, bukan pula aktivis pembela hak-hak binatang. Saya menyayangi hewan dalam level bahwa mereka patut dihormati hak-hak hidupnya. Saya juga masih percaya bahwa mereka punya perasaan, jadi saya ndak suka sembarangan melakukan tindakan kasar sama mereka. Tapi ya sebatas itu. Saya bukan tipe mereka yang mau repot-repot kampanye menyuarakan hak-hak hewan. Hak-hak manusia saja masih belum terpenuhi sih, haha. Saya juga bukan tipe yang suka lama-lama meluk kucing. Ndak tahan bulunya. Berguguran di tangan macam martir perang di medan pertempuran #halah. 

menjadi biasa

Image
pukul 17.55 WIB. ternyata angkasa sudah berganti baju. sekarang selendangnya tidak lagi biru terang, ada sedikit sapuan kuning dan oranye. garis cahaya matahari mulai dominan ke warna hangat. remang-remang, rumah ini butuh bantuan penerangan dari bohlam-bohlam putih seharga dua puluh ribu rupiah. maka saya beranjak menekan empat tombol saklar di berbagai penjuru. cukup terang untuk rumah sebesar ini, setidaknya saya tidak perlu khawatir melihat sudut-sudut ruangan yang gelap. ** suatu hari yang biasa-biasa saja. kegiatan yang biasa-biasa saja, di rumah yang biasa. tidak terlalu luas, tidak terlalu sempit. standar dan berkecukupan. masalah-masalah biasa seperti lampu putus; keran air jebol; debu-debu lengket di kaca jendela seluas 1 x 0,6 meter; sapu yang kehilangan lebih dari separuh rambutnya; kain-kain lap kotor yang lupa dicuci; ubin dapur yang bernoda minyak. ** lihat? semuanya biasa-biasa saja dan baik-baik saja. tidak salah, tidak. jangan terlalu takut menjalani hidup yan

berpindah

wis udah. oke, kalian pasti langsung ceting! begitu mendengar word pun ini kan? yea, wisuda. kemarin, 19 februari 2014, ada wisuda lagi di UGM, yang kesekian ratus kalinya. sungguh tidak ada yang istimewa. kecuali bahwa saya mulai berkata,"Well, it hurts a little." ** oke. seperti biasa, beranda facebook kebanjiran foto-foto mantan mahasiswa dengan toga, bunga, baju-baju kebaya dan jas maha ciamik. wajah-wajah cerah  ceria, mungkin kurang lebih sama seperti melepas masa  lajang. hihi. melepas status mahasiswa. apakah benar semenyenangkan itu? saya tidak tahu. tentu saja, kan belum pernah? status ini -mahasiswa-, boleh jadi adalah comfort zone bagi sebagian orang. tahukan berbagai macam 'keuntungannya'? tapi, akan ada satu titik, di mana kamu tahu kamu harus melepasnya. tidak peduli seberapa menyenangkan posisi ini. kamu harus berpindah. sesuatu yang merepotkan, mengerikan, menarik sekaligus menyimpan bermacam kemungkinan. ** saat bertukar cerita dengan tem

sepotong

Image
“Kamu tidak terpikir untuk menungguku?” “Siapa bilang tidak?” “Buktinya sekarang..” “ I have. i tried . Bukannya setelah itu kamu bilang “ tidak perlu menungguku. ” begitu kan?” “Apa masih ada kesempatan? Untuk memperbaiki? Untuk mengulang?” “Apanya yang mau diperbaiki kalau sudah punya yang baru? Apanya yang mau diulang kalau memang sudah selesai? Cerita kita bukan semacam bioskop Trans TV Gun, yang bisa diulang-ulang.” “Tapi bukannya dulu kamu pernah bilang segala sesuatunya bisa diperbaiki?” “ I was once naive Gun. I am not . Aku salah. Beberapa hal di hidup memang sebaiknya dibiarkan rusak, biar kita bisa mendapatkan yang baru. Walaupun mungkin belum tahu apakah akan lebih baik atau tidak.” “Kamu berubah ya? Dulu kamu tidak seperti ini Gi. Mana Gi yang dulu aku kenal?” “Dia sudah lama direnggut sesuatu yang disebut waktu Gun. People change, feelings change . Jangan bilang kamu tidak sama sekali. “ “Aku.. aku tidak terla

kamar yang rapi untuk barang-barang baru

Image
kesunyian lebih sering menyala di kamar yang tertata rapi. tiba-tiba saja menyembul dari sela-sela buku yang berjejer macam tentara. terpantul-pantul dari lantai keramik yang baru saja terkena pewangi ruangan. menyusup selaksa sinar matahari dari tirai jendela maka dari itu aku lebih sering meletakkan barang-barangku  sembarangan.     isi kepalaku juga kacau. aku tidak suka mereka beraturan. aku tidak mau menemukan barang-barang yang telah lama hilang. aku tidak mau memiliki lagi hal-hal yang sudah lama aku relakan. huh.  tapi hari ini aku berniat untuk membereskan kamarku ah. siapa tahu ada yang berkunjung. lagipula aku punya hal-hal baru. siapa tahu butuh ruang lebih banyak. hihi.