menjadi biasa

pukul 17.55 WIB.
ternyata angkasa sudah berganti baju. sekarang selendangnya tidak lagi biru terang, ada sedikit sapuan kuning dan oranye. garis cahaya matahari mulai dominan ke warna hangat. remang-remang, rumah ini butuh bantuan penerangan dari bohlam-bohlam putih seharga dua puluh ribu rupiah. maka saya beranjak menekan empat tombol saklar di berbagai penjuru. cukup terang untuk rumah sebesar ini, setidaknya saya tidak perlu khawatir melihat sudut-sudut ruangan yang gelap.
**
suatu hari yang biasa-biasa saja.
kegiatan yang biasa-biasa saja, di rumah yang biasa. tidak terlalu luas, tidak terlalu sempit. standar dan berkecukupan. masalah-masalah biasa seperti lampu putus; keran air jebol; debu-debu lengket di kaca jendela seluas 1 x 0,6 meter; sapu yang kehilangan lebih dari separuh rambutnya; kain-kain lap kotor yang lupa dicuci; ubin dapur yang bernoda minyak.
**
lihat? semuanya biasa-biasa saja dan baik-baik saja. tidak salah, tidak.
jangan terlalu takut menjalani hidup yang biasa-biasa saja. dengan keinginan yang biasa; dikelilingi masalah-masalah remeh; menjadi manusia rata-rata.






p.s: atau, boleh jadi ini hanyalah satu dari sekian banyak pengelakan saya untuk tetap berkubang di zona nyaman saja. 

Comments

Popular posts from this blog

Sarkem, Jogja's Sex Stop

5 songs i over-played and never less love

Berpindah Kota