Surat Untuk Cinta Pertama

surat ini aku bikin beberapa hari setelah aku mendapatkan fragmen (baru) organku yang kau curi dari seorang pemuda, Tuan.

Akhirnya, aku kubur dalam-dalam namamu dalam sepetak tanah yang diatasnya aku tumbuhkan belukar kamboja
Jauh dan terpencil
Bukan lagi di salah satu sudut dalam bidang dada tempat debar berdebam
Bukan lagi di rona-rona merah pipi putih
Karena sejak kabar kau menipis, bingkai-bingkai harap bergelantungan mulai merepis

Aku mulai hanya ingin mengenangmu  
Tapi tidak dengan tangis
Aku tetap ingin engkau jadi alasan
Senyum selengkung di bibir gadis dewasa
Saat dia memandang bulan yang meleleh
Dan bercerita kepada teman-temannya
Tentang cinta pertama


ps: i've posted it in my fb note anyway. a year and half ago.

Comments

Popular posts from this blog

Sarkem, Jogja's Sex Stop

5 songs i over-played and never less love

Berpindah Kota