hal-hal yang dipikirkan

seringkali, tiap malam, saya tidur dengan memikirkan banyak hal
hal-hal yang saya pikirkan berupa-rupa jenisnya
kadang sekadar perihal ringan, seperti, mendaftar barang-barang apa saja yang perlu saya beli; kapan bisa membelinya; di mana; atau berapa uang yang saya butuhkan.
kadang perkara cukup berat, seperti, tugas kuliah apa yang belum saya kerjakan; kapan mau mulai; kapan harus ke perpustakaan; kapan mau mengganti buku perpustakaan yang hilang; atau apakah besok sebaiknya saya bolos kelas atau tidak.
lain waktu, kepala saya dipenuhi dengan wacana kelas kakap: tentang paham.

saya tidak pernah benar-benar paham. sebagian besar kadar paham saya akan sesuatu --baik itu materi presentasi sampai keputusan Tuhan-- hanya saya amini begitu saja. bulat-bulat. seperti yang saya pernah akui, penjelasan lebih lanjut terkadang hanya bikin saya tambah bingung, alih-alih menerima, bisa jadi saya berbalik murka, kemudian menuntut tidak terima. repot kan? makanya, kalau hati saya sudah bilang: "terima saja apa adanya, adanya apa." ya sudah, saya turuti saja.

akhir-akhir ini kepala saya terlalu banyak dijejali hal-hal yang harus dipahami. mau tidak mau. suka tidak suka. sanggup tidak sanggup. kepala saya mulai berdenyut-denyut. mau meletup. 
pada awalnya, kita menolak sekuat tenaga. berusaha memutarbalikkan fakta. meneriakkan mosi tidak percaya.
pada akhirnya, terduduk lemah begitu saja. disuapi makan oleh tangan-tangan realita. kemudian mengangguk pelan sekali, mendesah berkata,"oh ternyata.."

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sarkem, Jogja's Sex Stop

5 songs i over-played and never less love

Berpindah Kota