asumsi

kenapa perlu diluruskan? karena asumsi kalian menggok-menggok. alias tidak lurus. alias fatal kalau dilanjutkan. bisa nubruk tiang, njuk benjut. jangan salahkan saya ya.

kemarin malam saya melakukan tindakan tsurhat dengan teman saya. tentang sesuatu yang terjadi beberapa hari lalu. tentang asumsi-asumsi yang dibuat oleh beberapa orang tanpa mereka merasa perlu melakukan crosscheck dengan si objek asumsi. tentang dugaan-dugaan yang ada di berbagai level:
lucu - bodoh - tidak lucu lagi - menyebalkan - hentikan woi!
akhir-akhir ini saya menjadi objek asumsi oleh beberapa kawan. salah saya juga sih karena menyebabkan mereka berasumsi demikian. walaupun sudah saya jelaskan berkali-kali bahwa asumsi mereka itu salah, toh, mereka ngotot. duh. kemudian, asumsi ini menyebar ke orang-orang lain. kemudian menyebar lagi. kemudian semua yang mengenal saya mengamininya. memandang saya dan mengekalkan asumsi itu. begitu saja. tanpa ada wawancara mendalam. indepth interview, atau apalah itu.
berbahaya sekali.
tapi, masakan saya harus menjelaskan satu persatu kepada mereka tentang apa sebenarnya?


kemudian, saya mulai mengubah cara pikir.
dude, you  are nobody. and nobody is fcvking care about you; that deep.

hahaha.
jadi ya. terserahlah. terserah mereka dengan asumsi-asumsinya. terserah mereka. saya di sini saja menangguk-menggeleng seadanya.

Comments

  1. Hai, Winyu.
    Sama dong kita. Sedang menjadi korban 'asumsi'. Hahahaha. Awalnya aku juga sepertimu, rajin konferensi pers sana-sini, mengenai hal yang sebenarnya. Kemudian orang2 yg mengikuti 'safari konferensi pers'-ku itu mengerti (atau pura-pura mengerti, entahlah) dengan fakta yang kubeberkan, tapi kemudian mereka kembali tenggelam pada asumsi-asumsi awal mereka. Akhirnya aku lapor pada temanku yang juga sama-sama korban asumsi sepertiku. Dan akhirnya kami sama-sama membuat kesepakatan: wis biarin aja. Biarkan orang-orang itu tenggelam di dalam asumsi mereka masing-masing. Hahaha. Capek hati dan capek fisik kalau diteruskan konferensi pers yang nggak guna. Jadi. ketika ada orang yang bertanya mengenai asumsi itu kepadaku, aku biasanya jawab, "Kalau aku jawab X, kalian pasti nggak percaya, kan? Padahal aku bicara yang sebenarnya lho. Ya udah. Bye". Gitu. Nah, akhirnya sekarang aku malah menikmati asumsi-asumsi mereka, Winyu. Hahahaha

    ReplyDelete
  2. hai kak fia. :))
    iya, biarkan mereka tenggelam dalam asumsinya. kita nikmati saja diri sebagai objek berita. tidak apa-apalah, sesekali menyelebriti (?).
    lagipula, kita tidak bisa membatasi 'imajinasi' mereka.
    :hahaha.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Sarkem, Jogja's Sex Stop

5 songs i over-played and never less love

Berpindah Kota