Kunang-Kunang
Akhir tahun, tengah
malam, aku ditemukan oleh seorang perempuan.
Dia membisikkan
berita-berita paling palung dari dadanya: tentang kunang-kunang paling calak
tempatnya berpulang.
Seketika aku terkenang kunang-kunangku.
Dari mata telingaku,
perempuan itu terus merinaikan berita-beritanya. Cerita-cerita kecil.
Gerimis-gerimis yang membikin lubang di dadaku –seperti di jalan-jalan raya
dengan aspal berkualitas nomor sekian. Makin lama membesar. Makin lama
mendalam. Lubang-lubang yang luap bahkan jadi perigi dengan air yang sungguh
keruh.
Aku mencintai kunang-kunangku. Sungguh
mencintainya.
Malam itu banyak
sekali kunang-kunang terbang, ada lima belas, berjatuhan menimpa keningku. Melesap
ke dalam, mengirai-ngirai
Ternyata,
Kunang-kunang lahir dari rahim berita perempuan itu:
Berita-berita dari dada paling palung yang memanggil mereka pulang.
****
Comments
Post a Comment